"Misteri Aneh Seputar Meninggalnya RA Kartini" - Teman anehtapinyata.net Raden Adjeng Kartini atau yang lebih sering disebut RA Kartini adalah seorang tokoh Jawa dan merupakan Pahlawan Nasional Indonesia. Beliau dikenal karena sumbangsihnya dalam memperjuangkan emansipasi wanita yang kala itu sangat dikucilkan. RA Kartini menjadi inspirasi bagi wanita Indonesia untuk berani maju dan mampu berkarya setara dengan kaum pria. Tulisannya yang terkenal dan mampu menginspirasi banyak orang salah satunya adalah buku yang berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang". Karena perannya yang sangat besar bagi kemajuan wanita Indonesia, wanita yang lahir di Jepara pada tanggal 21 April 1879 ini pun diberikan gelar Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964. Dan ditetapkan pula hari kelahiran Kartini, 21 April sebagai Hari Kartini dan libur nasional di Indonesia.
Namun dibalik itu semua, kisah kehidupan RA Kartini pun tergolong rumit. Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Saat usianya pernikahannya menginjak 10 bulan, tepatnya pada tanggal 17 September 1904, RA Kartini menghembuskan nafas terakhirnya setelah melahirkan. Menurut penuturan suaminya, kala itu Kartini dalam keadaan sehat, namun mengeluh perutnya mengalami kontraksi seakan mau melahirkan. Dokter Van Ravesteijn yang dipanggil untuk mengobati Kartini malah memperparah sakitnya tersebut, hingga akhirnya Kartini menghembuskan nafas terakhirnya. Banyak rumor miring seputar kematian RA Kartini tersebut, seperti diracun, malpraktek, dan yang lainnya. Laporan Majalah Tempo edisi April 2013 soal Kartini mencatat keganjilan akhir hayat Kartini tidak terbukti. Bahkan keluarga menganggapnya hanya kematian biasa sebagaimana yang terjadi pada ibu melahirkan. Beberapa keganjilan tersebut masih menyisakan misteri, berikut beberapa fakta aneh seputar meninggalnya Pahlawan Emansipasi Wanita Indonesia ini.
Kartini Melahirkan Tidak Dibantu Dokter Kepercayaannya
Teman anehtapinyata.net 4 hari sebelum meninggalnya, Kartini melahirkan anak pertama dan terakhirnya. Sehari sebelum kelahiran tersebut, Kartini merasakan kontraksi sebagai ciri sudah saatnya melahirkan. Namun sayangnya, pada saat itu dokter sipil yang berama Bouman langganan Kartini sedang tidak ada di tempat. Akhirnya sang suami pun memanggil seorang dokter bernama Ravesteijn dari Pati. Anehnya, Ravesteijn yang seolah sibuk bekerja membantu persalinan Kartini tersebut, dari pagi hingga sore tidak membuahkan hasil. Namun kemudian, dokter ini menggunakan alat bantu persalinan yang tidak jelas itu dalam membantu Kartini dalam melahirkan. Dengan bantuan alat tersebut pada pukul 21.30 Kartini pun berhasil melahirkan.
4 Hari Pasca Melahirkan Kartini Mengalami Kejang Perut Dan Akhirnya Meninggal Setelah Diberi Obat Oleh Ravesteijn
Teman anehtapinyata.net pada hari ke 4 pasca melahirkan, Kartini mengalami kejang yang menyakitkan pada perutnya. Ravesteijn, dokter yang membantunya melahirkan pun kembali datang memeriksa Kartini. Dalam pemeriksaan tersebut, Ravesteijn mendiagnosis Kartini hanya mengalami nyeri biasa pasca melahirkan. Namun anehnya, saat diberi obat untuk mengatasi kejang perut tersebut, 30 menit kemudian Kartini malah meninggal. Tidak diketahui obat apa yang telah diberikan oleh dokter Pati tersebut.
Teman anehtapinyata.net pada hari ke 4 pasca melahirkan, Kartini mengalami kejang yang menyakitkan pada perutnya. Ravesteijn, dokter yang membantunya melahirkan pun kembali datang memeriksa Kartini. Dalam pemeriksaan tersebut, Ravesteijn mendiagnosis Kartini hanya mengalami nyeri biasa pasca melahirkan. Namun anehnya, saat diberi obat untuk mengatasi kejang perut tersebut, 30 menit kemudian Kartini malah meninggal. Tidak diketahui obat apa yang telah diberikan oleh dokter Pati tersebut.
Sebelum Melahirkan Kondisi Kesehatan Kartini Dalam Keadaan Baik
Teman anehtapinyata.net anak Ravesteijn menceritakan suatu fakta yang tidak terduga saat proses persalinan Kartini. Anak Ravesteijn bercerita kepada dokter Bouman, dokter langganan Kartini, bahwa sebelum melahirkan pada tanggal 17 September 1904, kondisi kesehatan Kartini dalam keadaan baik. Bahkan, Ravesteijn sempat minum anggur bersama-sama untuk kesehatan Kartini. Namun, saat dokter Pati tersebut telah pergi, Kartini malah mengeluh sakit dan makin parah ketikan Ravesteijn kembali.
Reputasi Ravesteijn Sebagai Dokter Tidak Dapat Dipercaya
Teman anehtapinyata.net pasca meninggalnya Kartini, dokter langganan Kartini, Bouman melakukan investigasi soal kematian pasca melahirkan tersebut. Dia menyelidiki tentang Ravesteijn, dokter Pati yang membantu proses kelahiran tersebut. Fakta aneh yang didapatnya adalah Ravesteijn bukanlah dokter yang dapat dipercaya. Seperti sebuah kalimat pernyataannya yang dikutip dari Sitisoemandari Soeroto dalam Kartini: Sebuah Biografi (1979), "Kudanya saja tidak akan dipercayakan kepada dokter itu," Adanya malpraktek, unsur kesengajaan, atau meninggal karena proses melahirkan yang berat terhadap kematian Kartini masih menjadi misteri yang belum terpecahkan.
Keluarga Mengabaikan Desas Desus Seputar Kematian Kartini
Teman anehtapinyata.net yang tidak kalah anehnya lagi adalah tanggapan keluarga Kartini terhadap desas desus kematian Kartini tersebut sepertinya tidak ditanggapi dan tidak mau diambill pusing. Salah satu kemenakan Kartini, Sutiyoso Condronegoro mengakui isu miring itu tidak dapat dibuktikan. Keluarga menganggap kematian Kartini hanya hal lumrah akibat proses kelahiran yang berat.
Teman anehtapinyata.net yang tidak kalah anehnya lagi adalah tanggapan keluarga Kartini terhadap desas desus kematian Kartini tersebut sepertinya tidak ditanggapi dan tidak mau diambill pusing. Salah satu kemenakan Kartini, Sutiyoso Condronegoro mengakui isu miring itu tidak dapat dibuktikan. Keluarga menganggap kematian Kartini hanya hal lumrah akibat proses kelahiran yang berat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar